Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

MENGOPTIMALKAN LAYANAN KONSELING GIZI POSYANDU DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Jika kita bertanya kepada masyarakat awam apa itu posyandu, kebanyakan orang akan menjawab bahwa posyandu adalah tempat untuk menimbang bayi dan balita, atau tempat memperoleh imunisasi. Padahal, fungsi posyandu tidak hanya sebatas timbang-menimbang, tetapi lebih dari itu posyandu merupakan suatu wadah yang memberdayakan masyarakat melalui berbagai kegiatan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Menurut Depkes, tujuan utama diadakan posyandu ialah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Namun bagaimana pun, persepsi masyarakat terhadap posyandu selama ini tidak bisa serta-merta disalahkan karena yang terjadi di lapangan memang demikian adanya, peran posyandu belum optimal. pict:  www.liputan6.com Selama ini, yang terjadi di sebagian besar posyandu adalah setelah penimbangan bayi dilakukan, kemudian hasilnya dicatat di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Sesudah itu, tidak ada tindakan lebih lanjut kepada para ibu tentang bagaima

MENENGOK DESA MATAWINE: SEJENAK MELUPAKAN AHOK DAN JAKARTA-NYA...

Hari-hari belakangan media pemberitaan Indonesia tengah ramai membicarakan urusan pulau buatan di Jakarta sana berikut masyarakat nelayan pesisir yang tergusur sebagai akibat dari megaproyek tersebut. Media sosial pun menjadi tidak kalah bising mengomentari perihal ini, semua orang turut angkat bicara. Pada saat yang sama, saya merasa jenuh: apakah hajat hidup kita orang Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, hanya seputar Ahok dan reklamasi?  Di satu daerah di Indonesia, di mana namanya tidak pernah tercatat dalam buku atlas versi apa pun, sekelompok masayarakat lebih peduli pada urusan tanah mereka ketimbang membual soal Ahok dan segala tetek-bengek pemilukada orang Jakarta. Adalah masyarakat Desa Matawine (dikenal juga sebagai orang Wongko) di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, yang kini memperjuangkan haknya tas lahan perkebunan mereka yang dalam rencana pemerintah daerah akan dijadikan komplek perkantoran pemda nantinnya.  Desa Matawine secara geo